Geopark Ciletuh 'Tersembunyi' di Selatan Sukabumi
Geopark Ciletuh 'Tersembunyi' di Selatan Sukabumi
Foto: Kang Dedi Suhendra
Foto Ciletuh geopark dapet jepretan kang Dedi Suhendra |
Ini Sukabumi - Di Ciletuh inilah, terdapat kelompok bebatuan berumur paling tua di Pulau Jawa. Keberadaan taman bumi (geopark) menjadikan daerah ini sangat unik dan langka secara geologi.
Selain di tempat ini, masih ada dua tempat serupa di Pulau Jawa. Yakni di Karangsambung, Kebumen yang telah diresmikan sebagai cagar alam geologi serta di Bayat, Klaten, Jawa Tengah.
Batuan yang tersingkap di permukaan Ciletuh memperlihatkan pemandangan yang sangat eksotis, baik dari segi komposisi batuannya maupun dari segi alamnya. Ini menjadikan Ciletuh sangat unik dan menarik buat dikunjungi dan dipelajari.
Gugus batuan di sini yaitu batuan bancuh yang berumur pra-tersier atau zaman kapur sekitar 55 juta hingga 65 juta tahun lalu, kandungan fosil, proses, dan bentang alam, serta proses geotektonik yang jarang ditemukan. Semua itu merupakan bukti proses alam khususnya geologi yang dapat diunggulkan dan dibanggakan Provinsi Jabar.
Geopark Ciletuh ini memiliki karakteristik yang khas, unik, sekaligus langka. Kawasan ini memperlihatkan dua penggalan kerak bumi yang berbeda sifatnya karena tersusun dari batuan yang berasal dari lempeng samudera dan lempeng benua. Adapun singkapan batuan atau fenomena lainnya dapat ditemukan di daerah komplek Gunung Beas, Gunung Badak, dan Gunung Citireun.
Pada akhir pekan lalu, Bio Farma bersama Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (Papsi) dan Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar memperkenalkan keunikan dan keunggulan Geopark Ciletuh.
Direktur Utama Bio Farma Iskandar mengatakan, kawasan ini memiliki potensi wisata geologi yang unik dan eksotik. Bio Farma, katanya, memiliki desa binaan baru di kawasan ini, yakni Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas.
Dia menilai kawasan Ciletuh sangat penting sebagai lokasi untuk mempelajari ilmu geologi, khususnya aspek tektonik, petrologi, stratigrafi, mikropaleontologi, dan geomorfologi. Selain itu, Geopark Cilteuh juga memiliki masyarakat yang masih mempertahankan budaya dan kearifan lokal.
Batu Unik dan Curug Tersebar di Geopark Ciletuh
“Untuk itulah Bio Farma bersama Pemprov Jabar dan komunitas Papsi berinisiatif mengembangkan Kawasan Ciletuh menjadi kawasan percontohan untuk kelengkapan wisata geologi di Jawa Barat,” paparnya.
Kawasan Ciletuh berjarak sekitar 135 km Dari Kota Sukabumi. Kontur jalan yang naik turun, menikung, ditambah sempitnya jalan dan kerusakan di sejumlah titik, membuat waktu tempuh dari Kota Sukabumi ke Ciletuh baru dapat dicapai sekitar enam jam.
Namun, perjalanan panjang itu akan terbayarkan saat kita sudah tiba di kawasan tersebut. Teluk Ciletuh, Pulau Mandra dan keindahan alam lainnya, berupa batu-batu tua dan air terjun, seolah-olah menjadi obat penghilang lelah.
Ketua Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (Papsi) Endang Sutisna memaparkan, di Ciletuh para wisatawan bisa melihat batu dengan relief menyerupai batik. Relief di batu yang berusia jutaan tahun lalu itu, kata Endang, merupakan hasil buatan alam.
Selain itu, lanjutnya, ada Batu Kasur yang berbentuk menyerupai kasur, Batu Jendela yang berbentuk menyerupai jendela, dan Batu Haok yang bisa memantulkan bunyi ketika kita berteriak.
Keindahan alam di wilayah itu, dilengkapi dengan masih adanya banteng khas Sukabumi bagian selatan. Meski makin jarang dijumpai, Endang meyakinkan kalau banteng itu masih hidup di Ciletuh.
“Yang menarik bagi wisatawan, di daerah sini juga ada sejumlah air terjun, misalnya Curug Awang plus gua yang banyak burung waletnya, Curug Tengah yang memiliki dua undak air terjun pendek, dan Curug Puncakmanik yang memiliki tinggi 100 meter,” jelasnya, Minggu (15/9).
Geopark Ciletuh meliputi sejumlah desa, seperti Tamanjaya, Ciwaru, Mekarsari, Mandrajaya, dan Sidamulya Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Selain warga Sukabumi dan sekitarnya, Endang mengemukakan wisatawan dari Bandung dan Jakarta juga kerap mengunjungi Ciletuh. Selain itu, sejumlah akademisi pun kerap datang untuk melakukan penelitian di kawasan ini.
Dia berharap, Geopark Ciletuh bisa semakin dikenal dan menjadi salah satu Taman Bumi yang dilindungi. Dengan begitu, lanjut Endang, kawasan ini bisa menjadi salah satu andalan wisata alam bagi Sukabumi, atau Jawa Barat.
“Untuk meningkatkan kunjungan wisata ke daerah ini sejumlah aspek memang perlu pembenahan, seperti kondisi alam yang saat ini coba kami tingkatkan dengan penghijauan. Selain itu, akses jalan menuju ke Ciletuh juga harus menjadi perhatian,” harapnya.[jul]
Sumber : inilahkoran
About: Unknown
You may also like...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Featured Slider
Recent Posts
Popular Posts
-
Ini Sukabumi - Sob, Saya yakin kalau di semua kota di Indonesia pasti memiliki Mesjid Agung, tak terkecuali juga Kota Sukabumi, dan kali i...
-
Gedung Pusat Kajian Islam (PUSKAJI) Ini Sukabumi - Sob, sebelumnya saya udah nulis artikel tentang Mesjid Agung Kota Sukabumi ...
-
Yogya Food Court Sukabumi Foto : Sederetan kuliner yang siap menggoyang lidah sobat Ini Sukabumi - Sob, setelah sebelumnya saya ...
-
Sukabumi Area - Sob, Sukabumi itu memang mempuyai alam yang tidak rata, berbeda dengan Jakarta, hehe Sehingga banyak terdapat Air Ter...
-
Foto : Obyekwisatasukabumi Ini Sukabumi - Sob, alam merupakan karunia Tuhan yang sungguh indah, disanalah kita tinggal dan menjalani h...
-
Foto: Kang Dedi Suhendra Foto Ciletuh geopark dapet jepretan kang Dedi Suhendra Ini Sukabumi - Di Ciletuh inilah, terdapat kelompo...
-
For the English language version, please click here Ini Sukabumi - Karang hawu begitulah panggilan untuk pantai yang indah ini, bila...
-
Diadakan Selama Berlangsungnya Bulan Ramadhan Pengajian bersama di Mesjid Agung Kota Sukabumi sambil menunggu waktu berbuka puasa ...
-
Ini Sukabumi - Jika Sobat suka dengan tantangan, coba saja arung jeram di Sungai Citatih, Sukabumi. Selain mampu memompa andrenalin, juga ...
-
Pantai Ujung Genteng Foto: Galeri Kegiatan LDK AL-UMM Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/612/pantai-ujung-genteng-...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar